Selasa, 25 Juni 2013

cerpen..




                                 
NADIA MISS PERFECT
Suasana pagi yang cerah dan menyambut untuk beraktifitas hari ini. Hari ini, Nadia ada jadwal perkuliahan dan ini adalah semester terakir Nadia. Seperti biasa Nadia sangat sibuk dengan segala persiapan untuk kekampusnya mulai dari membawa hand sanitaizer, masker, jaket, kayuputih, dan perlengkapan P3k. Semuanya itu di bawanya kekampus, Sampai-sampai ketika ia kekampus dia selalu di dampingi oleh asisten pribadinya.
Nadia  wanita yang super perfect. Dia adalah wanita yang selalu mementingkan kebersihan dirinya tidak ingin ada kuman sedikitpun yang hinggap di badannya. Kemana-mana Nadia selalu di temani oleh asisten pribadinya. Barang-barang yang dibawanya sangatlah banyak yang tidak lain untuk berjaga-jaga dikala ada sesuatu yang kotor menempel pada dirinya. Sesuatu yang dia makan dan dia pegangpun dia teliti dulu apakah hygienis atau tidak untuk dirinya.
Merekapun  berangkat menuju kampus..
Sesampainya di kampus semua mata tertuju padanya, saking mempesonanya sang Nadia. Tapi, apa boleh buat Nadia “Miss Perfect” ini tidak mudah bergaul dengan sembarangan orang apalagi orang yang penyakitan, melihat saja gak mau apa lagi harus bergaul. Tak heran orang yang sudah mengenalnya merasa sakit hati padanya.

 “Hai Nadia”(seseorang berdiri di depannya dan menyodorkan tangan)
“Akh,,, apa  !!” (nadia panik langsung meminta masker ke asisten pribadinya)
“ Selamat pagi?”
“Pagi..,.  “(Nadia dengan muka jijiknya dan langsung melepas tangannya)
Kemudian Nadia beserta asistennya meninggalkan Ziral dan Nadia langsung membersihkan tangannya sesudah berjabat tangan dengan Ziral tadi. Ziral adalah mahasiswa yang sangat keren dan pintar selain itu dia adalah cowok yang baik juga, cewek-cewek terkagum-kagum melihatnya. Mungkin hanya Nadia saja yang gak tertarik pada Ziral, Entah apa yang ada di pikiran Nadia sampai orang sekeren Ziralpun harus pikir-pikir dulu untuk berteman dengannya. Ziral diam-diam juga menaruh hati pada Nadia, padahal banyak wanita yang ingin jadi pacarnya, tetapi dia tolak untuk sang Nadia . Ziral dan Nadia satu Jurusan yaitu Manajemen dan merekapun sekelas dari awal sampai tingkat empat sekarang, sekarang adalah semester terakhir mereka. Selama ini Ziral selalu memperhatikan Nadia tanpa sepengetahuan Nadia.
Suatu saat dikoridor kampus Risa temannya Nadia, mengejutkan Nadia yang sedang berjalan.
“Nadiaaaaaaa....”(Risa mengagetkan Nadia yang sedang berjalan sambil memegang tangannya)
“ Risa,!! apaan si Loe . Gue kan udah bilang, Loe ga boleh pegang Gue tanpa seizin Gue. Nanti tangan Gue kotor lagi”(kata Nadia sembari membersihkan tangannya dengan hand sanitazer)
“Yaampun gitu banget Loe Nad  kayak sama siapa aja, sekarang Loe berubah,Nadia sekarang bukan Nadia yang Gue kenal. Bagaimana kalo Loe interaksi sama orang lain, kalo sikap Loe kaya gini. Loe kan memilih jurusan Manajemen, otomatis Loe harus bisa berinteraksi baik dengan orang lain. Loe udah berubah Nad sekarang, sampai-sampai Gue gak kenal sama Nadia yang sekarang. Kenapa Loe so’soan perfect, mana Nadia yang Gue kenal waktu kita SMA dulu..mungkin orang lain mengenal Nadia yang sekarang, tapi ngga buat gue”
“Itukan dulu sa, Loe jangan sok tau Gue sekarang dan inget Loe gak usah ngajarin Gue. Gue tahu diri Gue sendiri”(sahut Nadia dengan muka berbalik dan berkaca-kaca).
Risa gak tahu selama ini Nadia sangat bersalah ngelakuin ini semua. Tetapi, harus bagaimana lagi. Akhirnya Nadia dan asistennya meninggalkan Risa, mereka menuju kelas mata kuliah yang lainnya. Sedangkan, Risa meneteskan air mata karena merasa setiap saat dia nemui Nadia untuk berbagi keluh kesahnya, Nadia selalu saja begitu. Nadia teman karibnya dulu sudah berubah . Risa merasa kehilangan Nadia yang begitu dekat dan menjadi sosok Saudara baginya.
Disudut tangga ada Ziral, yang memang dari tadi memperhatikan mereka berdua. kemudian dengan ingin tahunya dengan ingin tahunya, diapun menghampiri Risa yang sedang menangis.
“Loe kenapa?”(tanya Ziral)
“Ngga Gue gak papa”(dengan desak menagis dan ingin beranjak dari situ)
“Hei..Apa ada yang harus Gue bantu? Gue teman sekelas Nadia..”
Risapun berhenti seketika, kemudian Ziral menghampirinya..
“Gue Ziral jurusan Manajemen,satu kelas sama Nadia. Maaf tadi Gue sempet denger percakapan Loe dengan Nadia, setelah itu Gue melihat Loe Nangis. Mungkin Gue bisa bantu. Oia, Nama Loe siapa Loe jurusan apa?”
“Nama Gue Risa. Gue jurusan Kedokteran, Loe temannya Nadia? ”
Kemudian, mereka mengobrol banyak antara satu sama lain. Risa menceritakan semua penat yang ada di hati Risa akan Nadia. Ziral dengan setia mendengarkan semua yang di ceritakan oleh Risa akan temannya itu. Ziral tak memberi tahu bahwa Nadia adalah orang disukainya.
“ Makasih ya, Loe udah mau dengerin cerita Gue”(kata Risa)
“Ia, Gue gak bisa lihat cewek menangis. Sekarang  Loe harus sabar , inget keburukan jangan Loe balas dengan keburukan. Teruslah bersikap baik pada sahabat Loe, dan berdoa pada yang Maha Kuasa lambat laun dia akan menyadarinya”(Ziral tersenyum)
“Ia, thanks ya”(Risa tersenyum)
“Ok. Kalo Gitu gue pergi dulu ya. Tetap semangat”(Ziral memberi semangat pada Risa dan tersenyum).
Ketika dikantin kampus..
Nadia makan siang, tentu makanan yang di makannya, makanan bekal sendiri. Nadia gak mau memakan makanan yang ada di luar, menurutnya tidak hygienis. Prinsip dia, kebersihan itu hal yang terpenting bagi dirinya sendiri.  
Ketika makan, pengemis menghampiri meja Nadia. Nadia merasa terganggu dengan pengemis tersebut Nadia pun marah pada pengemis tersebut dan mengusir dengan kasar pada pengemis itu. Semua orang melihat kearahnya dan menatapnya dengan tatapan membencinya.  Karena pengemis itu adalah orang tua yang rentan dan perlu di kasihani.
“Tuh kan Makanan Gue gak hygienis lagi karena pengemis itu. Gue makan apa sekarang?”(Nadia kesal)
Tiba-tiba Ziral menyodorkan makanannya pada Nadia. Tapi, apa boleh buat Nadia tidak menerimanya bahkan mencacinya.
“Apaan ini, makanan gak hygienis gini. Loe gak usah baik sama Gue, dari pada makan-makanan orang lain yang gak hyginis gini, mending Gue gak makan sekalian”
 Memang Nadia selalu begitu pada orang lain gak heran orang yang disekitarnya merasa  sakit hati olehnya dan membencinya . Hanya, Ziral saja yang selalu baik pada Nadia. Tapi, Nadia tidak peduli dengan semua yang Ziral kasih buat dia.
Jam istirahatpun selesai, Nadia masih ada satu mata kuliah lagi . Ketika dia masuk keruangan kelas, aura kelas merasa tak enak dan aneh. Mungkin  mereka semua merasa sudah muak dengan semua tingkah Nadia selama ini. Karena, Nadia selalu bersikap tidak baik dan mencaci ketika ada seseorang yang mendekatinya dan memegang semua benda miliknya. Sekarang adalah puncak kesabaran teman sekelas Nadia, apalagi sekarang berita Nadia memarahi dan mengusir pengemis tadi sudah terdengar oleh semua mahasiswa satu kampus dan itu membuat efek buruk buat Nadia.
Kebetulan hari ini Nadia ada presentasi. Ketika Nadia mau memulai presentasinya kedepan ,semua anak kelas keluar kecuali Ziral dan Dosen. Nadia dapat surakan dan cacian dari teman-temannya. Dosen pun kebingungan akan hal ini.
“Maaf pak kami harus keluar, kami benci sama dia pak. Gini saja deh pak,kita yang keluar apa dia yang keluar!!”(salah satu mahasiswa berbicara dan menujuk Nadia dengan ekspresi kesal)
“Eh...tapi..tapi..”(dosenpun masih kebingungan)
“Yasudah kami semua akan keluar”
“ Tunggu!! , baik.. saya saja yang keluar pak” (Nadiapun keluar dengan muka yang kesal)
“Huuu,huu gitu dari tadii”
(Dosen pun masih kebingungan)
Nadia pun ke taman kampus dan menyendiri disana, ketika itu Nadia mengeluarkan Foto Ibunya dan menangis.
“Nadia”(Ziral memanggil dan menghampirinya)
“Akh, ngapain Loe ada disini. Jangan dekat-deket Gue”(sambil menghapus air matanya)
Langkah Ziral pun berhenti sekitar 1 meter jaraknya dengan Nadia
“Kenapa Loe menangis, apa ada yang bisa Gue bantu?”
“Loe siapa sih , jangan sok baik sama Gue . . ”(Nadia bergegas pergi dari Ziral)
Keesokan harinya Nadia libur tidak ada jadwal perkuliahan, di waktu Nadia libur Nadia mengurusi Ayahnya yang sedang sakit karena TBC. Dulu Ibu Nadia meninggal karena sakit TBC dan penyakit ini menular pada ayahnya Nadia. Sekarang harapan Ayahnya Nadia adalah Nadia satu-satunya yang akan mengurusi perusahaan Ayahnya. Sakit ayah Nadia sudah  parah dan dalam proses penyembuhan oleh Dokter.
“Ayah, Ayah makan ya nanti langsung minum obat”(kata Nadia)
“Ia sayang”
“Ini yah makan Nadia suapin ya”
“Nak, seharusnya kamu jangan terlalu dekat sama ayah. Ayah belum sembuh”
“Gak papa yah Nadia kan pake Masker dan sarung tangan, itu kan yang almarhum ibu wasiatkan. Nadia pasti baik-baik saja ko yah “
“Ia nak, tapi ayah gak mau kamu ikut tertular juga”
“Ayah, Nadia gak akan kenapa-kenapa karena Nadia juga selalu hati-hati. Ayah, tak ada yang harus di hindari dari Ayah. Nadia yakin jika Nadia menuruti saran dokter Nadia tidak akan tertular. Yah.., Nadia yakin penyakit ini tidak akan tertular lagi. Nadia yakin Ayah akan sembuh Nadia akan selalu menjaga dan mengurusi ayah. Ayah harus sembuh, yaudah Ayah langsung minum obatnya ya”(Nadia mulai berkaca-kaca)
Setelah itu Nadiapun langsung ke kamar dan menangis, Nadia tidak ingin kehilangan orang yang Nadia cintai lagi. Setiap Nadia libur, Nadia selalu mengiurusi Ayahnya. Jika dirumah Nadia bukan lagi Miss perfect dan itu gak berlaku di rumahnya seakan dunia ini berbalik ketika Nadia berada dirumahnya. Semua yang dilakukan Nadia ketika di luar kampus, itu hanya untuk menutupi semua kesedihan yang dia rasakan di hatinya. Ini semua berawal ketika dia sudah lulus SMA.
Dulu, Nadia adalah anak yang baik, ramah dan selalu membantu orang lain dan Nadia juga anak yang pintar. Temannya ketika SMA yaitu Risa, mereka selalu bersama suka atau duka. Sewaktu SMA, Nadia tinggal bersama pamannya di Bogor. Ketika itu Nadia lulus SMA dengan Nilai yang baik, beberapa menit setelah Nadia melihat pengumuman di mading bahwa dia lulus. Pamannya datang ke sekolah Nadia dan memberi kabar bahwa ibu Nadia meninggal.
“Nadia, sini sayang”(Paman Nadia memanggil Nadia)
“Ada apa paman ? Nadia lulus loh”(Nadia Tersenyum)
“Nak, paman senang mendengar itu. Tapi, paman harus sampaikan ini pada mu Na,,, bahwa ibu kamu meninggal dunia”
“Innalilahiwainailaihi rizi’un. Ibu.....ggak mungkin paman, gak mungkin.. paman pasti bohong, ayo paman bilang paman bohong kan sama Nadia? Paman...”(Nadia menangis tersedu-sedu)”
“Sudahlah Na, ini takdir yang Maha Kuasa, kamu harus ikhlas Na.. ayo, kita pergi ke rumah mu untuk melihat Ibu mu di sana ya “( Dengan mengelus kepala Nadia)
Entah apa yang ada di benak Nadia, yang ada Nadia harus ke Jakarta menemui Ibunya yang meninggal. Ketika perjalanan menuju Jakarta Nadia tidak berhentinya menangis dan menangis, sesampainya di Jakarta Nadia langsung memeluk jasad Ibunya.
“Kenapa Ibu, kenapa Ibu seperti ini.  Ibu gak sakit ibu gak sakit apa-apa. Jika Ibu sakit kenapa Ibu ngga kasih tahu Nadia kalau Ibu sakit. Ibu Nadia lulus SMA bu, Nilai Nadia juga bagus. Ibu harus liat,, bagun bu. Ibu pasti pura-pura kan bu, Ibu bangun...Ayah ini semua bercanda kan yah”(Nadia menangis dan memegang tangan ayahnya )
“Maafin ayah, Nak. Ini semua telah terjadi. Ibu telah meninggal Nak, Kita yang sabar. Maafin juga Ayah gak kasih tahu Nadia kalau Ibu sakit, karena Ibu melarang ayah untuk kasih tahu Nadia”(Ayah Nadia berbicara)
“Tapi ayah, Nadia.......”
Semuanya terasa lemas dan gelap akhirnya Nadia tidak sanggup lagi menahan sakit di hatinya akhirnya Nadia pingsan.
Semuanya telah berlalu empat tahu yang lalu. Sekarang, Ayah Nadia Telah satu tahun tertular penyakit TBC yang di tularkan oleh Bakteri Mikobakterium Tuberklosa, awalnya hanya infeksi saja tetapi sekarang sudah mulai menggerogoti paru-paru Ayah Nadia. Dokter bilang bahwa Ayah Nadia bisa di sembuhkan tetapi kemungkinan itu kecil. Nadia tidak akan menyerah berusaha membantu Ayahnya agar sembuh,Setiap satu bulan sekali Nadia selalu mengantar Ayahnya chek-up ke Dokter. Membersihkan tempat tidurnya agar tidak banyak bakteri yang hinggap di sana,serta selalu menjemur tempat tidur ayahnya karena kuman TBC akan mati jika terkena sinar matahari.
Keesokan harinya Nadia ada jadwal perkuliahan, sesampainya Nadia kekelas untuk memulai mata kuliah pertama semua anak-anak memberi aura yang negatif karena merasa benci pada Nadia, Nadia merasa tidak sanggup lagi berada dikelas dia langsung pergi keluar. Ketika Nadia pergi keluar untuk menuju parkiran, kendaraan menuju kearahnya dan menyerempet Nadia. Tapi untungnya, Nadia berhasil di selamatkan oleh Ziral , hanya saja Ziral terluka di bagian lengannya.
“ Loe gapapa Nad”
“Gak papa, hampir aja, makasih ya. Loe gapapa, Loe berdarah sini gue bantu bersihin luka Loe, Nanti Loe infeksi”(kata Nadia)
Kemudian Nadia menelefon Asistenya , Nadia menyuruh asistennya untuk membawakan kotak p3k. Gak terlalu lama asisten Nadia pun datang.
“Non gak papa kan non”
“Gue gak papa . Mana kota p3k nya. Oia sini Gue bersihin luka Loe”(mengarah ke Ziral)
“Jangan nanti tangan Loe kotor, ini kan kuman”
“Gak papa Ziral, sini Gue bersihin”
Akhirnya luka Ziralpun di bersihkan Nadia, Ziral merasa senang akan hal itu. Nadia Miss Perfect ini seketika berubah dalam pikirannya Ziral, diapun dengan telitinya membersihkan luka Ziral. Ziral sangat gak nyangka Nadia melakukan hal ini. Merekapun pergi ke taman buat ngebersihin luka Ziral.
“Ni sudah selesai”(Nadia tersenyum)
“Nad, maaf ya sudah membuat tangan Loe kotor”
“Ziral gak papa, gue yang seharusnya minta maaf karena Gue loe terluka kayak gini”
“Oia loe, jangan pikirin anak-anak kelas ya yang bersikap kurang baik sama loe ya”
“Ia Gue tau ral, itu semua salah Gue. Gue sadar seharusya Gue gak seperti ini,Gue sudah keterlaluan sama mereka, Gue sangat bersalah sama mereka. Terutama Loe, makasih ya sudah ngebantu Gue selama ini padahal Gue selalu bersikap Gak baik sama Loe ”(Nadia tersenyum)
“Ia dari dulu gue sudah memaafkan lo Nad. Waktu itu Gue pernah melihat Loe memegang foto Ibu loe Nad, kalo boleh tahu kenapa ?  Loe terlihat sangat sedih”
Nadia akhirnya memberi tahu semuanya. Tentang ibunya, ayahnya, dan semua sikap yang selama ini dia lakukan. Ziral merasa kaget mendengarnya, Ziral langsung memberi saran akan semua masalahnya dan Nadiapun merasa sangat senang ada orang yang bisa memahami isi hatinya. Ziral mengajak Nadia untuk pergi ke Musola yang ada di kampus.
“Sebaiknya kamu berwudhu kemudian sholat dan berdo’a untuk kesembuhan Ayah mu. Jangan lupa berdo’a juga untuk Ibu mu biar Ibu kamu tenang di alam sana. Aku akan membantu kamu untuk berdo’a”(Ziral dengan tersenyum)
Ya Allah, Tuhan para manusia, aku mohon hilangkan penyakit; sembuhkan dia karena Engkau adalah  Penyembuh. Tidak ada kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu yang tiada penghalang bagi si sakit (untuk sembuh) – H.R. al-Bukhari dari ‘Aisyah
Merekapun sholat dan berdoa untuk kesembuhan ayahnya dan untuk Ibu Nadia juga. Setelah sholat Ziral memberi saran pada Nadia.
 “Nad, jika kamu merasa gelisah dan merasa dalam posisi yang tidak menyenangkan kamu ambil air wudhu dan sholat dan berdoa lah pada sang Maha Kuasa, aku yakin semuanya akan berjalan dengan baik. Hati kamu akan tenang, dan kamu bisa melewati ini semua.”
“Ia, makasih ya kamu sudah mengarahkan aku pada jalan yang benar”(Nadia tersenyum)”
Tak lama kemudian Risa temannya Nadia mengampiri Nadia.
“Nadia,,,,,,,,,,,”
“Risa”(Nadia memeluk Risa)
“Nad loe meluk gue, ini beneran. Nanti semua badan mu terkena bakteri”
“Apa’an sih Ris, Itu semua gak berlaku sekarang. Gue tahu kebersihan itu penting, tapi gue juga gak harus over protectif juga. Yang ada semua orang benci sama Gue. ” (Nadia memeluk lagi sahabatnya itu)
“Nadia, Gue kangen sama Loe Nad. Dari empat tahun yang lalu, sekarang Gue sudah menemukan Nadia yang dulu”
“Ia Gue minta maaf sama Loe sa”
“Gue maafin ko Nad”
Mereka berduapun sama-sama neneteskan air mata terharu, Risa melihat Ziral di sana dan Ziral langsung tersenyum. Nadia juga menceritakan semuanya pada Risa, Risa benar-benar kaget akan hal ini.
“Kenapa Loe ga bilang sama Gue”
“Maaf sa, Gue ga sanggup memberi tahu semuanya”
“Yang sabar ya Nad semoga Ibu Loe di terima disisinya. Gue bakal bantu Loe ngerawat Ayah Loe Nad”(Risa tersenyum)
“Serius , emang Loe bisa melakukan semuanya. Apa Loe gak takut tertular”(Nadia meyakinkan Risa)
“Gue kan calon dokter Nad. Gue tahu apa yang harus Gue lakukan, lagian suatu penyakit menular yang separah apapun juga sebaiknya kita gak hindari malah seharusnya kita rangkul dan membantunya  
“iya, ibu dokter”
Mereka bertiga pun akhirnya tertawa bersama-sama, Nadia sekarang berubah menjadi Nadia yang sebenarnya. Semua orang yang membencinya sekarang sudah mulai nggak, Risa dan Nadia selalu merawat ayah Nadia bersama karena mereka yakin bahwa tidak ada penyakit yang gak bisa di sembuhkan kecuali kematian. Hanya kesungguhan dan doa yang akan mewujudkan semuanya.
Semuanya berjalan dengan lancar dan Sidang pun berlalu Nadia pun akhirnya mendapatkan gelar sarjana ekonomi (SE) dan seperti biasa dengan nilai yang baik. sedangkan Ziral, Ziral sudah menjadi kekasih Nadia .
Dan satu lagi ketika Wisuda berlangsung, awalnya Nadia berangkat hanya dengan asistennya saja, tetapi beberapa menit kemudian ayah Nadia dan Risa menghampiri Nadia. Ayah Nadia sudah sembuh dengan penyakit TBC nya. Ini ada surpraise yang sangat menggumkan Nadia berterima kasih pada Risa. Pelulusan sekarang sangat bermakna semuanya berjalan dengan baik, Nadia sudah berubah, ayah Nadia akhirnya sembuh.  Pada saat itu juga Ziral meramal Nadia, ibu Nadia disana juga pasti akan terseyum bahagia.

SELESAI

Tidak ada komentar:

Posting Komentar