NADIA MISS PERFECT
Suasana pagi
yang cerah dan menyambut untuk beraktifitas hari ini. Hari ini, Nadia ada
jadwal perkuliahan dan ini adalah semester terakir Nadia. Seperti biasa Nadia
sangat sibuk dengan segala persiapan untuk kekampusnya mulai dari membawa hand
sanitaizer, masker, jaket, kayuputih, dan perlengkapan P3k. Semuanya itu di
bawanya kekampus, Sampai-sampai ketika ia kekampus dia selalu di dampingi oleh
asisten pribadinya.
Nadia wanita yang super perfect. Dia adalah wanita
yang selalu mementingkan kebersihan dirinya tidak ingin ada kuman sedikitpun
yang hinggap di badannya. Kemana-mana Nadia selalu di temani oleh asisten
pribadinya. Barang-barang yang dibawanya sangatlah banyak yang tidak lain untuk
berjaga-jaga dikala ada sesuatu yang kotor menempel pada dirinya. Sesuatu yang
dia makan dan dia pegangpun dia teliti dulu apakah hygienis atau tidak untuk
dirinya.
Merekapun berangkat menuju kampus..
Sesampainya di
kampus semua mata tertuju padanya, saking mempesonanya sang Nadia. Tapi, apa
boleh buat Nadia “Miss Perfect” ini tidak mudah bergaul dengan sembarangan
orang apalagi orang yang penyakitan, melihat saja gak mau apa lagi harus
bergaul. Tak heran orang yang sudah mengenalnya merasa sakit hati padanya.
“Hai Nadia”(seseorang berdiri di depannya dan
menyodorkan tangan)
“Akh,,, apa !!” (nadia panik langsung meminta masker ke
asisten pribadinya)
“ Selamat pagi?”
“Pagi..,. “(Nadia dengan muka jijiknya dan langsung
melepas tangannya)
Kemudian Nadia
beserta asistennya meninggalkan Ziral dan Nadia langsung membersihkan tangannya
sesudah berjabat tangan dengan Ziral tadi. Ziral adalah mahasiswa yang sangat
keren dan pintar selain itu dia adalah cowok yang baik juga, cewek-cewek
terkagum-kagum melihatnya. Mungkin hanya Nadia saja yang gak tertarik pada
Ziral, Entah apa yang ada di pikiran Nadia sampai orang sekeren Ziralpun harus
pikir-pikir dulu untuk berteman dengannya. Ziral diam-diam juga menaruh hati
pada Nadia, padahal banyak wanita yang ingin jadi pacarnya, tetapi dia tolak
untuk sang Nadia . Ziral dan Nadia satu Jurusan yaitu Manajemen dan merekapun
sekelas dari awal sampai tingkat empat sekarang, sekarang adalah semester
terakhir mereka. Selama ini Ziral selalu memperhatikan Nadia tanpa
sepengetahuan Nadia.
Suatu
saat dikoridor kampus Risa temannya Nadia, mengejutkan Nadia yang sedang
berjalan.
“Nadiaaaaaaa....”(Risa
mengagetkan Nadia yang sedang berjalan sambil memegang tangannya)
“ Risa,!! apaan
si Loe . Gue kan udah bilang, Loe ga boleh pegang Gue tanpa seizin Gue. Nanti
tangan Gue kotor lagi”(kata Nadia sembari membersihkan tangannya dengan hand
sanitazer)
“Yaampun gitu
banget Loe Nad kayak sama siapa aja, sekarang
Loe berubah,Nadia sekarang bukan Nadia yang Gue kenal. Bagaimana kalo Loe interaksi
sama orang lain, kalo sikap Loe kaya gini. Loe kan memilih jurusan Manajemen, otomatis
Loe harus bisa berinteraksi baik dengan orang lain. Loe udah berubah Nad
sekarang, sampai-sampai Gue gak kenal sama Nadia yang sekarang. Kenapa Loe
so’soan perfect, mana Nadia yang Gue kenal waktu kita SMA dulu..mungkin orang
lain mengenal Nadia yang sekarang, tapi ngga buat gue”
“Itukan dulu sa,
Loe jangan sok tau Gue sekarang dan inget Loe gak usah ngajarin Gue. Gue tahu
diri Gue sendiri”(sahut Nadia dengan muka berbalik dan berkaca-kaca).
Risa gak tahu
selama ini Nadia sangat bersalah ngelakuin ini semua. Tetapi, harus bagaimana
lagi. Akhirnya Nadia dan asistennya meninggalkan Risa, mereka menuju kelas mata
kuliah yang lainnya. Sedangkan, Risa meneteskan air mata karena merasa setiap
saat dia nemui Nadia untuk berbagi keluh kesahnya, Nadia selalu saja begitu. Nadia
teman karibnya dulu sudah berubah . Risa merasa kehilangan Nadia yang begitu
dekat dan menjadi sosok Saudara baginya.
Disudut tangga
ada Ziral, yang memang dari tadi memperhatikan mereka berdua. kemudian dengan
ingin tahunya dengan ingin tahunya, diapun menghampiri Risa yang sedang menangis.
“Loe
kenapa?”(tanya Ziral)
“Ngga Gue gak
papa”(dengan desak menagis dan ingin beranjak dari situ)
“Hei..Apa ada
yang harus Gue bantu? Gue teman sekelas Nadia..”
Risapun berhenti
seketika, kemudian Ziral menghampirinya..
“Gue Ziral
jurusan Manajemen,satu kelas sama Nadia. Maaf tadi Gue sempet denger percakapan
Loe dengan Nadia, setelah itu Gue melihat Loe Nangis. Mungkin Gue bisa bantu.
Oia, Nama Loe siapa Loe jurusan apa?”
“Nama Gue Risa.
Gue jurusan Kedokteran, Loe temannya Nadia? ”
Kemudian, mereka
mengobrol banyak antara satu sama lain. Risa menceritakan semua penat yang ada
di hati Risa akan Nadia. Ziral dengan setia mendengarkan semua yang di ceritakan
oleh Risa akan temannya itu. Ziral tak memberi tahu bahwa Nadia adalah orang
disukainya.
“ Makasih ya,
Loe udah mau dengerin cerita Gue”(kata Risa)
“Ia, Gue gak
bisa lihat cewek menangis. Sekarang Loe
harus sabar , inget keburukan jangan Loe balas dengan keburukan. Teruslah
bersikap baik pada sahabat Loe, dan berdoa pada yang Maha Kuasa lambat laun dia
akan menyadarinya”(Ziral tersenyum)
“Ia, thanks
ya”(Risa tersenyum)
“Ok. Kalo Gitu
gue pergi dulu ya. Tetap semangat”(Ziral memberi semangat pada Risa dan
tersenyum).
Ketika dikantin
kampus..
Nadia makan
siang, tentu makanan yang di makannya, makanan bekal sendiri. Nadia gak mau
memakan makanan yang ada di luar, menurutnya tidak hygienis. Prinsip dia,
kebersihan itu hal yang terpenting bagi dirinya sendiri.
Ketika
makan, pengemis menghampiri meja Nadia. Nadia merasa terganggu dengan pengemis tersebut
Nadia pun marah pada pengemis tersebut dan mengusir dengan kasar pada pengemis
itu. Semua orang melihat kearahnya dan menatapnya dengan tatapan membencinya. Karena pengemis itu adalah orang tua yang
rentan dan perlu di kasihani.
“Tuh kan Makanan
Gue gak hygienis lagi karena pengemis itu. Gue makan apa sekarang?”(Nadia
kesal)
Tiba-tiba Ziral
menyodorkan makanannya pada Nadia. Tapi, apa boleh buat Nadia tidak menerimanya
bahkan mencacinya.
“Apaan ini,
makanan gak hygienis gini. Loe gak usah baik sama Gue, dari pada makan-makanan
orang lain yang gak hyginis gini, mending Gue gak makan sekalian”
Memang Nadia selalu begitu pada orang lain gak
heran orang yang disekitarnya merasa sakit hati olehnya dan membencinya . Hanya,
Ziral saja yang selalu baik pada Nadia. Tapi, Nadia tidak peduli dengan semua
yang Ziral kasih buat dia.
Jam istirahatpun
selesai, Nadia masih ada satu mata kuliah lagi . Ketika dia masuk keruangan
kelas, aura kelas merasa tak enak dan aneh. Mungkin mereka semua merasa sudah muak dengan semua
tingkah Nadia selama ini. Karena, Nadia selalu bersikap tidak baik dan mencaci
ketika ada seseorang yang mendekatinya dan memegang semua benda miliknya. Sekarang
adalah puncak kesabaran teman sekelas Nadia, apalagi sekarang berita Nadia
memarahi dan mengusir pengemis tadi sudah terdengar oleh semua mahasiswa satu
kampus dan itu membuat efek buruk buat Nadia.
Kebetulan hari
ini Nadia ada presentasi. Ketika Nadia mau memulai presentasinya kedepan ,semua
anak kelas keluar kecuali Ziral dan Dosen. Nadia dapat surakan dan cacian dari
teman-temannya. Dosen pun kebingungan akan hal ini.
“Maaf pak kami
harus keluar, kami benci sama dia pak. Gini saja deh pak,kita yang keluar apa
dia yang keluar!!”(salah satu mahasiswa berbicara dan menujuk Nadia dengan
ekspresi kesal)
“Eh...tapi..tapi..”(dosenpun
masih kebingungan)
“Yasudah kami semua
akan keluar”
“ Tunggu!! , baik..
saya saja yang keluar pak” (Nadiapun keluar dengan muka yang kesal)
“Huuu,huu gitu
dari tadii”
(Dosen pun masih
kebingungan)
Nadia pun ke taman
kampus dan menyendiri disana, ketika itu Nadia mengeluarkan Foto Ibunya dan
menangis.
“Nadia”(Ziral
memanggil dan menghampirinya)
“Akh, ngapain
Loe ada disini. Jangan dekat-deket Gue”(sambil menghapus air matanya)
Langkah Ziral
pun berhenti sekitar 1 meter jaraknya dengan Nadia
“Kenapa Loe
menangis, apa ada yang bisa Gue bantu?”
“Loe siapa sih ,
jangan sok baik sama Gue . . ”(Nadia bergegas pergi dari Ziral)
Keesokan harinya
Nadia libur tidak ada jadwal perkuliahan, di waktu Nadia libur Nadia mengurusi
Ayahnya yang sedang sakit karena TBC. Dulu Ibu Nadia meninggal karena sakit TBC
dan penyakit ini menular pada ayahnya Nadia. Sekarang harapan Ayahnya Nadia
adalah Nadia satu-satunya yang akan mengurusi perusahaan Ayahnya. Sakit ayah
Nadia sudah parah dan dalam proses
penyembuhan oleh Dokter.
“Ayah, Ayah
makan ya nanti langsung minum obat”(kata Nadia)
“Ia sayang”
“Ini yah makan
Nadia suapin ya”
“Nak, seharusnya
kamu jangan terlalu dekat sama ayah. Ayah belum sembuh”
“Gak papa yah
Nadia kan pake Masker dan sarung tangan, itu kan yang almarhum ibu wasiatkan.
Nadia pasti baik-baik saja ko yah “
“Ia nak, tapi
ayah gak mau kamu ikut tertular juga”
“Ayah, Nadia gak
akan kenapa-kenapa karena Nadia juga selalu hati-hati. Ayah, tak ada yang harus
di hindari dari Ayah. Nadia yakin jika Nadia menuruti saran dokter Nadia tidak
akan tertular. Yah.., Nadia yakin penyakit ini tidak akan tertular lagi. Nadia yakin
Ayah akan sembuh Nadia akan selalu menjaga dan mengurusi ayah. Ayah harus
sembuh, yaudah Ayah langsung minum obatnya ya”(Nadia mulai berkaca-kaca)
Setelah itu Nadiapun
langsung ke kamar dan menangis, Nadia tidak ingin kehilangan orang yang Nadia
cintai lagi. Setiap Nadia libur, Nadia selalu mengiurusi Ayahnya. Jika dirumah
Nadia bukan lagi Miss perfect dan itu gak berlaku di rumahnya seakan dunia ini
berbalik ketika Nadia berada dirumahnya. Semua yang dilakukan Nadia ketika di
luar kampus, itu hanya untuk menutupi semua kesedihan yang dia rasakan di
hatinya. Ini semua berawal ketika dia sudah lulus SMA.
Dulu,
Nadia adalah anak yang baik, ramah dan selalu membantu orang lain dan Nadia
juga anak yang pintar. Temannya ketika SMA yaitu Risa, mereka selalu bersama
suka atau duka. Sewaktu SMA, Nadia tinggal bersama pamannya di Bogor. Ketika
itu Nadia lulus SMA dengan Nilai yang baik, beberapa menit setelah Nadia
melihat pengumuman di mading bahwa dia lulus. Pamannya datang ke sekolah Nadia
dan memberi kabar bahwa ibu Nadia meninggal.
“Nadia, sini
sayang”(Paman Nadia memanggil Nadia)
“Ada apa paman ?
Nadia lulus loh”(Nadia Tersenyum)
“Nak, paman
senang mendengar itu. Tapi, paman harus sampaikan ini pada mu Na,,, bahwa ibu
kamu meninggal dunia”
“Innalilahiwainailaihi
rizi’un. Ibu.....ggak mungkin paman, gak mungkin.. paman pasti bohong, ayo
paman bilang paman bohong kan sama Nadia? Paman...”(Nadia menangis tersedu-sedu)”
“Sudahlah Na,
ini takdir yang Maha Kuasa, kamu harus ikhlas Na.. ayo, kita pergi ke rumah mu
untuk melihat Ibu mu di sana ya “( Dengan mengelus kepala Nadia)
Entah apa yang
ada di benak Nadia, yang ada Nadia harus ke Jakarta menemui Ibunya yang
meninggal. Ketika perjalanan menuju Jakarta Nadia tidak berhentinya menangis
dan menangis, sesampainya di Jakarta Nadia langsung memeluk jasad Ibunya.
“Kenapa Ibu,
kenapa Ibu seperti ini. Ibu gak sakit
ibu gak sakit apa-apa. Jika Ibu sakit kenapa Ibu ngga kasih tahu Nadia kalau Ibu
sakit. Ibu Nadia lulus SMA bu, Nilai Nadia juga bagus. Ibu harus liat,, bagun bu.
Ibu pasti pura-pura kan bu, Ibu bangun...Ayah ini semua bercanda kan yah”(Nadia
menangis dan memegang tangan ayahnya )
“Maafin ayah,
Nak. Ini semua telah terjadi. Ibu telah meninggal Nak, Kita yang sabar. Maafin
juga Ayah gak kasih tahu Nadia kalau Ibu sakit, karena Ibu melarang ayah untuk
kasih tahu Nadia”(Ayah Nadia berbicara)
“Tapi ayah, Nadia.......”
Semuanya terasa
lemas dan gelap akhirnya Nadia tidak sanggup lagi menahan sakit di hatinya
akhirnya Nadia pingsan.
Semuanya telah berlalu
empat tahu yang lalu. Sekarang, Ayah Nadia Telah satu tahun tertular penyakit
TBC yang di tularkan oleh Bakteri Mikobakterium Tuberklosa, awalnya hanya
infeksi saja tetapi sekarang sudah mulai menggerogoti paru-paru Ayah Nadia.
Dokter bilang bahwa Ayah Nadia bisa di sembuhkan tetapi kemungkinan itu kecil.
Nadia tidak akan menyerah berusaha membantu Ayahnya agar sembuh,Setiap satu
bulan sekali Nadia selalu mengantar Ayahnya chek-up ke Dokter. Membersihkan
tempat tidurnya agar tidak banyak bakteri yang hinggap di sana,serta selalu
menjemur tempat tidur ayahnya karena kuman TBC akan mati jika terkena sinar
matahari.
Keesokan harinya
Nadia ada jadwal perkuliahan, sesampainya Nadia kekelas untuk memulai mata
kuliah pertama semua anak-anak memberi aura yang negatif karena merasa benci
pada Nadia, Nadia merasa tidak sanggup lagi berada dikelas dia langsung pergi
keluar. Ketika Nadia pergi keluar untuk menuju parkiran, kendaraan menuju
kearahnya dan menyerempet Nadia. Tapi untungnya, Nadia berhasil di selamatkan
oleh Ziral , hanya saja Ziral terluka di bagian lengannya.
“ Loe gapapa
Nad”
“Gak papa,
hampir aja, makasih ya. Loe gapapa, Loe berdarah sini gue bantu bersihin luka Loe,
Nanti Loe infeksi”(kata Nadia)
Kemudian Nadia
menelefon Asistenya , Nadia menyuruh asistennya untuk membawakan kotak p3k. Gak
terlalu lama asisten Nadia pun datang.
“Non gak papa
kan non”
“Gue gak papa . Mana
kota p3k nya. Oia sini Gue bersihin luka Loe”(mengarah ke Ziral)
“Jangan nanti
tangan Loe kotor, ini kan kuman”
“Gak papa Ziral,
sini Gue bersihin”
Akhirnya luka
Ziralpun di bersihkan Nadia, Ziral merasa senang akan hal itu. Nadia Miss
Perfect ini seketika berubah dalam pikirannya Ziral, diapun dengan telitinya
membersihkan luka Ziral. Ziral sangat gak nyangka Nadia melakukan hal ini. Merekapun
pergi ke taman buat ngebersihin luka Ziral.
“Ni sudah
selesai”(Nadia tersenyum)
“Nad, maaf ya
sudah membuat tangan Loe kotor”
“Ziral gak papa,
gue yang seharusnya minta maaf karena Gue loe terluka kayak gini”
“Oia loe, jangan
pikirin anak-anak kelas ya yang bersikap kurang baik sama loe ya”
“Ia Gue tau ral,
itu semua salah Gue. Gue sadar seharusya Gue gak seperti ini,Gue sudah keterlaluan
sama mereka, Gue sangat bersalah sama mereka. Terutama Loe, makasih ya sudah
ngebantu Gue selama ini padahal Gue selalu bersikap Gak baik sama Loe ”(Nadia
tersenyum)
“Ia dari dulu
gue sudah memaafkan lo Nad. Waktu itu Gue pernah melihat Loe memegang foto Ibu
loe Nad, kalo boleh tahu kenapa ? Loe
terlihat sangat sedih”
Nadia akhirnya
memberi tahu semuanya. Tentang ibunya, ayahnya, dan semua sikap yang selama ini
dia lakukan. Ziral merasa kaget mendengarnya, Ziral langsung memberi saran akan
semua masalahnya dan Nadiapun merasa sangat senang ada orang yang bisa memahami
isi hatinya. Ziral mengajak Nadia untuk pergi ke Musola yang ada di kampus.
“Sebaiknya kamu
berwudhu kemudian sholat dan berdo’a untuk kesembuhan Ayah mu. Jangan lupa
berdo’a juga untuk Ibu mu biar Ibu kamu tenang di alam sana. Aku akan membantu
kamu untuk berdo’a”(Ziral dengan tersenyum)
Ya Allah, Tuhan para manusia, aku mohon hilangkan
penyakit; sembuhkan dia karena Engkau adalah Penyembuh. Tidak ada
kesembuhan kecuali kesembuhan dari-Mu yang tiada penghalang bagi si sakit
(untuk sembuh) – H.R. al-Bukhari dari ‘Aisyah
Merekapun sholat
dan berdoa untuk kesembuhan ayahnya dan untuk Ibu Nadia juga. Setelah sholat
Ziral memberi saran pada Nadia.
“Nad, jika kamu merasa gelisah dan merasa
dalam posisi yang tidak menyenangkan kamu ambil air wudhu dan sholat dan berdoa
lah pada sang Maha Kuasa, aku yakin semuanya akan berjalan dengan baik. Hati
kamu akan tenang, dan kamu bisa melewati ini semua.”
“Ia, makasih ya
kamu sudah mengarahkan aku pada jalan yang benar”(Nadia tersenyum)”
Tak lama
kemudian Risa temannya Nadia mengampiri Nadia.
“Nadia,,,,,,,,,,,”
“Risa”(Nadia
memeluk Risa)
“Nad loe meluk
gue, ini beneran. Nanti semua badan mu terkena bakteri”
“Apa’an sih Ris,
Itu semua gak berlaku sekarang. Gue tahu kebersihan itu penting, tapi gue juga
gak harus over protectif juga. Yang ada semua orang benci sama Gue. ” (Nadia memeluk
lagi sahabatnya itu)
“Nadia, Gue
kangen sama Loe Nad. Dari empat tahun yang lalu, sekarang Gue sudah menemukan
Nadia yang dulu”
“Ia Gue minta
maaf sama Loe sa”
“Gue maafin ko
Nad”
Mereka berduapun
sama-sama neneteskan air mata terharu, Risa melihat Ziral di sana dan Ziral
langsung tersenyum. Nadia juga menceritakan semuanya pada Risa, Risa
benar-benar kaget akan hal ini.
“Kenapa Loe ga
bilang sama Gue”
“Maaf sa, Gue ga
sanggup memberi tahu semuanya”
“Yang sabar ya
Nad semoga Ibu Loe di terima disisinya. Gue bakal bantu Loe ngerawat Ayah Loe Nad”(Risa
tersenyum)
“Serius , emang
Loe bisa melakukan semuanya. Apa Loe gak takut tertular”(Nadia meyakinkan Risa)
“Gue kan calon
dokter Nad. Gue tahu apa yang harus Gue lakukan, lagian suatu penyakit menular
yang separah apapun juga sebaiknya kita gak hindari malah seharusnya kita
rangkul dan membantunya ”
“iya, ibu
dokter”
Mereka bertiga
pun akhirnya tertawa bersama-sama, Nadia sekarang berubah menjadi Nadia yang
sebenarnya. Semua orang yang membencinya sekarang sudah mulai nggak, Risa dan
Nadia selalu merawat ayah Nadia bersama karena mereka yakin bahwa tidak ada
penyakit yang gak bisa di sembuhkan kecuali kematian. Hanya kesungguhan dan doa
yang akan mewujudkan semuanya.
Semuanya
berjalan dengan lancar dan Sidang pun berlalu Nadia pun akhirnya mendapatkan
gelar sarjana ekonomi (SE) dan seperti biasa dengan nilai yang baik. sedangkan
Ziral, Ziral sudah menjadi kekasih Nadia .
Dan satu lagi
ketika Wisuda berlangsung, awalnya Nadia berangkat hanya dengan asistennya
saja, tetapi beberapa menit kemudian ayah Nadia dan Risa menghampiri Nadia.
Ayah Nadia sudah sembuh dengan penyakit TBC nya. Ini ada surpraise yang sangat
menggumkan Nadia berterima kasih pada Risa. Pelulusan sekarang sangat bermakna
semuanya berjalan dengan baik, Nadia sudah berubah, ayah Nadia akhirnya sembuh.
Pada saat itu juga Ziral meramal Nadia,
ibu Nadia disana juga pasti akan terseyum bahagia.
SELESAI
Tidak ada komentar:
Posting Komentar